Microsoft Translator Hadirkan 2 Fitur Baru untuk Platform Berbeda

Microsoft dikabarkan telah merilis pembaruan di aplikasi penerjemah besutannya, Translator, untuk platform iOS dan Android. Namun, uniknya, Microsoft merilis dua pembaruan yang berbeda untuk masing-masing platform.

Mengutip informasi dari laman Engadget, Sabtu (20/2/2016), pembaruan yang akan diterima pengguna Translator di Android adalah fitur penerjemahan offline. Jadi, pengguna Android dapat menggunakan Translator tanpa perlu khawatir akan menghabiskan kuota data internet.

Microsoft Translator (Sumber : phonearena.com)

Fitur ini didukung dengan mesin serupa yang digunakan pada fitur auto-translate di Skype, yaitu neural network-powered. Namun, perlu diingatkan bahwa sebelum benar-benar menggunakan fitur penerjemahan offline ini, pengguna harus mengunduh paket terjemahan terlebih dulu.

Ada sembilan bahasa yang sudah hadir dalam paket tersebut, seperti bahasa Mandarin, Italia, Rusia, Prancis, Polandia, Spanyol, Jerman, Portugis dan Vietnam.

Sementara itu, untuk pengguna iOS, Microsoft menghadirkan pembaruan untuk menerjemahkan kata-kata langsung dari sebuah gambar. Perusahaan asal Redmond tersebut menggunakan mesin Optical Character Recognition (OCR), yang juga dipakai Translator untuk Windows Phone sejak 2010.

Jadi, lewat kehadiran pembaruan ini, pengguna iOS dapat dengan menerjemahkan kata-kata langsung dari rambu-rambu jalan atau menu di restoran. Fitur ini sudah didukung oleh 21 bahasa, termasuk di antaranya adalah Mandarin, Hungaria, Rusia dan Turki.

Selain pembaruan tersebut, Microsoft juga menyebutkan bahwa saat ini fitur penerjemah baik dari teks maupun suara sudah mendukung lebih dari 50 bahasa. Tak hanya itu, Microsoft Translate juga memungkinkan pengguna menerjemahkan kata langsung layaknya sebuah percakapan biasa, dengan fitur conversation translation.

Kedua pembaruan itu sudah tersedia di toko aplikasi masing-masing platform. Kendati untuk saat ini pembaruan ini hadir terpisah di masing-masing platform, Microsoft menjanjikan bahwa ke depannya kedua fitur ini bisa dinikmati pengguna Translator di iOS maupun Android.

Samsung Rilis Smartwatch Pertama yang Dukung eSIM

Saat ini, kartu SIM masih digunakan di perangkat ponsel dan tablet untuk kebutuhan komunikasi. Namun, kartu SIM diperkirakan lebih efisien di masa depan. Salah satu teknologi yang digadang akan menjadi pengganti kartu SIM tradisional adalah electronic SIM atau eSIM.

Mengutip informasi dari laman Ubergizmo, Sabtu (20/2/2016), Samsung menjadi salah satu perusahaan yang merilis smartwatch pertama dengan dukungan eSIM. Perusahaan asal Korea Selatan tersebut baru saja memperkenalkan Samsung Gear S2 Classic 3G yang dibekali dengan eSIM.
Samsung meluncurkan dua edisi spesial Samsung Gear S2 Classic

Dengan eSIM, Samsung Gear S2 Classic dapat mendukung kegiatan komunikasi termasuk mengakses internet. Jadi, pengguna masih dapat menerima notifikasi, seperti telepon atau pesan masuk, meskipun tak ada smartphone yang tersambung.

Samsung sendiri bekerja sama dengan GSMA untuk menyematkan teknologi eSIM di smartwatch besutannya tersebut. Sebab, GSMA memang dikabarkan baru saja mengumumkan spesifikasi eSIM baru yang ditujukan untuk smartwatch, fitness tracker, dan tablet.

Langkah ini dapat dikatakan sebagai sebagai terobosan karena teknologi ini pada dasarnya belum banyak diadopsi oleh perusahaan smartphone. Samsung Gear S2 Classic 3G ini rencananya mulai tersedia pada bulan Maret mendatang. Hanya saja, tidak disebutkan banderol harga untuk smartwatch tersebut.

Fungsi eSIM sendiri tak berbeda dari SIM tradisional yang ada saat ini. Namun, eSIM memungkinkan pengguna langsung memakai jaringan operator tertentu ketika menggunakan sebuah perangkat. Sebab, SIM ini sudah disematkan atau diprogram menjadi satu di dalam perangkat.

Selain itu, eSIM juga memudahkan pengguna untuk mengganti layanan atau jaringan sebuah operator. Sebab, pengguna cukup memilih jaringan operator yang ingin digunakan langsung dari perangkat tanpa perlu mengganti kartu SIM-nya.

Untuk mendukung teknologi eSIM ini, GSMA sendiri telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan besar seperti Samsung, LG, Microsoft, dan Huawei. Untuk operator telekomunikasi, GSMA telah bekerja sama dengan AT&T, Verizon, Vodafone, Deustche Telekom, Telefonica, dan EE.

Meskipun saat ini eSIM hanya ditujukan untuk penggunaan wearable gadget dan tablet, GSMA memperkirakan teknologi ini dapat pula tersedia untuk smartphone pada Juni mendatang.

GSMA sendiri sebenarnya bukan satu-satunya peruhaan mengembangkan teknologi eSIM. Sebelumnya, Apple juga pernah merilis teknologi serupa yang diberi nama Apple SIM. Teknologi tersebut disematkan Apple ke seri iPad terbaru sejak beberapa waktu lalu.